CERITA DEWASA ISTRIKU DIPERKOSA MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU DIPERKOSA MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU DIPERKOSA MALING PERKASA, Hasrat-Bispak53 Mendadak suatu nada keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena amat ketakutannya. Suara itu hadir dari arah dapur. Nampaknya kaca yang jatuh amburadul. Instingku mengucapkan ada sesuatu hal yang gak selesai ada dalam rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha menghentikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun dan buka pintu serta ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang benar-benar saat tampil figur asing di bawah jendela dapurku. Terlihat di lantai kaca jendela pecah berantakan. Tentu ia ini maling yang mau merampas dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya perampok ini berdiri dan ambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang gak bercukur tampak demikian gahar. Dengan bajunya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya benar-benar lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali lagi ke kamar tidurku dan tutup pintunya. Tapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras mendesak buat mengancing kebalikannya maling itu selalu memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Akan tetapi pekikan itu pastilah percuma. Rumah kami yaitu rumah anyar di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami merupakan Pak RT yang jaraknya seputar 30 rumah kosong, yang belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang berlainan yakni bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Semenjak pernikahan kami dua tahun lalu, ini rumah credit kami yang anyar kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan tentu dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan lega masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tak berteriak-teriak sekalian mengintimidasi mau menggunting leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sembari menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya digapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya kelihatan sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam almari perlengkapan. Nyata di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di topangkkan jenis-jenis perlengkapan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku lantas mulutku sampai saya betul-betul bungkem. Pada situasi tidak berdaya saya diambilnya kembali lagi ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Tetapi itu cuma sekejap.


Maling ini benar-benar memiliki pengalaman dan berdarah dingin. Ia cuman omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tidak boleh membuat saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia kayaknya berpikiran. Semua kulihat dalam kelumpuhan dan kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok tempat tidur karena shock serta histeris dengan kejadian yang lagi terjadi. Dengan lakbannya dia lekas bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak sanggup apapun cuman dapat tergelintang dan berkedip di lantai. Saya lihat bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki dipan. Serta pada akhirnya yang berlangsung yakni saya yang tergelintang lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang dan terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak sedap. Saya panik maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Menyaksikan figurnya, kelihatan ia ini orang kasar. Badannya terlihat teguh dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada lebih kurang 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." waktu menyaksikan istriku yang benar-benar tampak benar-benar seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini lantaran udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya ingin makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh beberapa macam". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling gak hanya modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Kelihatan istriku berontak melepas diri dengan buang waktu. Kadang-kadang tampak matanya kuatir dan ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Setelah makan maling itu gelatakan membukai Bermacam almari serta laci-laci dalam rumah. Ia tidak dapat temukan apapun sebab kami tidak miliki apa- apa. Saya asumsikan begitu parasnya bakal sedih karena gigit jari. Kudengar suara gerutu. Kedengarannya ia berang.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari baju serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Sebab tidak memperoleh apa yang dicari Maling memindah objek kejengkelan. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sembari mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak menggapai pakaian tidur istriku lantas menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Serta yang lalu terlihat terekspos yaitu bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang memanglah tanpa ada BH tiap-tiap jam tidur. Kelihatan sekali muka maling itu takjub.


Saat ini saya serius benar-benar takut. Semua Peluang dapat terjadi. Saya tonton ada transisi raut wajahnya. Setelah tak mendatangkan uang atau benda bernilai ia jadi ingin tahu. Ia berasa memiliki hak memperoleh substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan selalu melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali tidak dapat menampik sebab kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sembari Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sekalian keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia bertambah kasar. Tangan-tangannya tanpa dengan sangsi mengelus- elus kemudian meremas-remas buah dada Fatimah dan bagian badan sensitive yang lain. Ini sungguh-sungguh bikin darahku menggelegak emosi. Saya harus melakukan hal suatu hal yang bias hentikan semuanya ini apa saja resikonya. Yang setelah itu dapat kulakukan yaitu gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk kemudian menyepakkan ke perbatasan ranjangku. Maling itu terkaget akan tetapi benar-benar tidak berubah.


"Hey, brengsek. Ingin ngapain kamu. Tidak boleh jenis-jenis. Gak boleh usik istrimu yang nikmati pijitanku,"ia membentak saya. Serta saya segera patah semangat. Saya tidak mungkin lakukan perbuatan apapun kembali. Saat ini cuman batinku yang meratap peristiwa ini.


Serta yang terjadi selanjutnya merupakan suatu hal Yang sungguh-sungguh menakutkan. Maling itu menarik robek semuanya baju tidur istriku. Ia sungguh-sungguh membuat Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Selanjutnya ia rebah rapatkan badannya di sampingnya. Istriku terlihat bak rusa roboh dalam sergapan serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat untuk mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia gak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin mengerti begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa sisi badannya tampilkan sensualitas yang benar silau tiap lelaki yang menyaksikannya. Rambutnya yang mawut tergerai, perjumpaan lengan dan pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking amat menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat menakjubkan syahwat. Saya sendiri bingung bagaimana saya dapat mempersunting dewi secantik ini.


Dan sekarang maling beringas itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang kelihatannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang dijamin percuma. Dengan makin kasar hasrat nyolongnya sekarang beralih menjadi hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak memikirkan bakal cicipi nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini menyerobot ke pinggiran pinggul Fatimah dan selanjutnya naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta kelihatan kadang sedikit mencakar salurkan gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar semata-mata gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya selaku pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya membuat stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling terus melumati perut dan menjilat- jilat sisi-sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU DIPERKOSA MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan keinginan syahwat maling ini makin melejit ke pucuk. Terang dapat menggagahi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan secara sekejap melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya kagum. Maling itu mempunyai bodi badan yang paling atletis dan mengagumkan menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat sebab keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti pelaksana binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar selaras sekali.


Yang membuat saya terperangah yaitu kemaluannya. kont*l maling itu demikian mengagumkan. Ada dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan sebab kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia serta kelihatan sangatlah cocok dalam warna hitaman awal mulanya selanjutnya sedikit belang kecoklat-coklatan di leher dan ujungnya. Lubang kencingnya ada dari belahan bonggol yang mekar menentang. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut dan jambangan yang tidak bercukur dan busananya yang dekil langsung hilang demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia kelihatan amat jantan ragam jawara.


Dalam ketakutan dan cemas istriku Fatimah menyaksikan waktu maling itu bangun dan dalam sekejap melepaskan busananya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya memandang transisi di wajah serta mata istriku. Muka serta penglihatannya kelihatan takjub. Yang belumnya layu dan kuyu sekarang brutal dengan mata yang membelalak. Karena barangkali ketakutannya yang lebih jadi atau karena ada 'surprise' yang tampil dari figure lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Biarpun saya gak berani mengaitkan dengan cara nyata, menurut pendapatku muka ragam itu merupakan paras yang didera keinginan birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun serta berminat di lelaki maling yang dengan sadis sudah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau barangkali 'surprise' yang disuguhi lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, emosi serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menerpa semuanya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang sayang dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mendapat kaki Fatimah yang terlilit dan memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku setelah itu mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau mengendalikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu lagi menggempur dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia kerjakan pada ke-2  tungkai kaki istriku untuk mulai lumatan serta jialatan seterusnya tuju pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu benar-benar berencana Jatuhkan martabatku selaku suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Dan saya di tempat ini yang terkapar ragam tangkai pisang tidak punya daya cuma sanggup menerawang serta menelan ludah.


Tetapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya ingin ketahui, ragam apa paras Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan impian tahuku itu rupanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam terbaring sekalian mata gak terlepas menyaksikani tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang cantik kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Kulihat begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Akan tetapi yang membikin jantungku berdetak kuat yaitu geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya betul-betul tidak memandangnya menjadi perlawanan orang yang tengah disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku kelihatan demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.


Saya meyakinkan kalau Fatimah sudah terbenam dalam keinginan seksualnya. Ia menggeliang-geliat dan menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling hebat dan saat ini nuraninya lagi jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sementara itu saya usaha terus berpikiran positip. Jika amat berat menampik bujukan syahwat sama dengan yang dirasakannya. Secara perlahan serta jelas kont*lku sendiri kian keras dan tegak melihat yangharus saya lihat itu.


Serta klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap serta mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya makin diangkatnya tinggi-tinggi. Ia terlihat ingin mencapai orgasmenya. Bukan main. Kebanyakan benar-benar sukar untuk Fatimah mendapatkan orgasme. Kesempatan ini belum pula maling itu kerjakan penetratif ia udah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya serta masih Diangkatnya sampai sesaat sembari terkejat-kejat. Kelihatan meskipun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Dan kaki-kakinya yang meregang mengutarakan begitu nikmat syahwat lagi menyerangnya. Tersebut yang dapat ditunjukkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Dan si maling paham. Saat sebelum terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku serta membimbing kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya terakhir kemaluan yang cukuplah besar dan panjangnya itu menembus dan lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kelihatannya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan mengusung-angkat bokong serta pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Melihat momen itu. Utamanya bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi serta alisnya. kont*lku sangatlah terhambat oleh celana sempitku. Saya tidak dapat lakukan apapun buat Melepas dorongan syahwatku.


Lecutan maling itu bertambah cepat serta kerap. Saya yakini jika maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang makin tabah kaku kelihatan licin berkilat lantaran cairan birahi yang melumasinya tampak seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya asumsikan begitu nikmat menempa istriku. Dengan keadaannya yang terus terlilit di tempat tidur, bokongnya terlihat turun-naik atau mengegos menanggapi pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya akan muncrat isi rongga kemaluan istriku. Dan Kedengarannya istrikupun dapat mendapati orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Sepanjang menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia akan jemput orgasmenya yang ke dua.


Waktu-waktu pucuk orgasme dan ejakulasinya makin dekat, lelaki itu merapatkan mukanya ke muka Fatimah dan tangannya raih selanjutnya lepaskan lakban di mulut istriku. Akan tetapi ia tidak memberikan peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama-sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku kelihatan menyahut lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Dan ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur yang berada di dekatnya. Dengan semasing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah bebas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat memegangi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa ada bimbang dan kuatir demikian terlepas tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya melihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pun mendesis luar biasa, tiada pembicaraan tetapi terang, ia kembali mendapat orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Terlihat bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat cedera dan berdarah.


Masih sejenak mereka pada suatu dekapan sebelumnya pada akhirannya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku terus melihat spermanya yang kental berlimpah tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Tidak lama mata maling itu melihati badan istriku yang terlihat lesu.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama