CERITA DEWASA GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak53 Selesai demikian lama saya tempuh hidup dengan 2 orang suami disisiku serta sudah banyak kesenangan duniawi yang saya dapatkan, selanjutnya ada rasa was-wasku. Hati resahku muncul jika terlebih Duta tiba dari Jakarta sedang saya tidak dapat melayaninya di tempat tidur karena kodratku menjadi wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya berasa bersalah sekali.


Lagi Mas Pujo lantaran setiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan ketahui situasiku, sampai Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat berikan peluang pada Duta mengesankan dianya sendiri"menggagahi" diriku kalau Duta ingin pergi rada lama, kebalikannya demikian pula jika Mas Pujo ingin dinas luar. Ada hasratku untuk mengusahakan alternatif peranku menjadi isteri untuk mereka berdua saat tamu"jepang" itu tiba. Kemauan itu demikian besarnya menghimpit jiwaku sebab didorong rasa sayangku di ke-2 nya.


Sesudah mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat merealisasikan hasratku itu selanjutnya juga ada. Secara ketepatan saya lagi ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dijalankan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan menjadi isteri bos saya rada mengawasi jarak dengan ibu-ibu lainnya, namun entahlah selesai datangnya Duta saya jadi tambah PD serta dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu ialah isteri orang manager menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidaklah terlalu putih seperti wanita Manado secara umum tetapi jadi dekati mulato namun tampak bersih dan kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, serta bodinya cukup ramping walau telah memiliki anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tak seperti wanita yang telah memiliki anak saja dan umurnya baru 35 tahunan. Ia tergolong tidak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar kalau disaksikan di luar sampai semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu saat ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (rahasia) ini dapat saja, Mbak sejak dulu kan begini-begini saja to." jawabku biarpun ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap tanggapan kalaupun dikantor ini Mbak tergolong orang yang semlohai (semok molek aduhai) biarpun udah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Tetapi betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya memohon.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak jika Mbak kasih tahu pun buang waktu wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, jika semata-mata ML lagi tuntas ya biasa jeng namun ada langkahnya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya terkadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Jika ML apa yang jeng Meta melakukan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Lagi tuntas ya demikian saja" jawabannya.


"Lho ya udah bagaimana to jeng, semestinya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan serta apa jeng Meta terus bisa sampai pucuk?"


"Tersebut Mbak permasalahannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.


"Lagi"


"Ya jika sudah demikian paling saya yang sensitif dan umumnya sekedar dapat mengeluarkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk juga berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya tampak terpukau serta nampak rasa pengin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu jika dijalankan secara benar serta senang dapat membikin kita tahan lama muda, sebab kerja hormon-hormon dalam badan kita jadi maksimal" lanjutku mengatakan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" penyelaannya.


"Maka dari itu saya katakan, walaupun Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Bahkan juga.." jelasku berencana memancing reaksinya.


"Sampai apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.


"Juga kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pula belum pasti pengen" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan usainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengen komunikasi kujawab ya setiap waktu. Bahkan juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu seterusnya saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar tiba dari Jakarta sedang saya kembali ada tamu jepang jadi saya dengan maksud memberikan blowjob Duta sedang Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, sebab saya dan Duta hampir sudah telanjang jadi Mas Pujo yang membawa telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, ingin berbicara dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali melepas pelukannya padaku. Sebetulnya scenario ini saya yang buat, lantaran saya mau Meta bisa main kerumah hingga kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga akhirnya menyentuh perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mempraktikkannya berdua. Meta ingin tahu periode saya serta Mas Pujo ingin bercinta disaksikan seseorang, kujawab jika saya cuman dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tidak lagian cuman hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak telah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya telah to main saja ke rumah, kami semua sedang tidak ada kesibukan kok lagian masih sore" jawabku.


"Namun Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Tidak pa-pa kami cuman berdua kok, tidak boleh was-was kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak namun janji lho.. gak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya menyelesaikan penuturan.


Sesudah itu kami tutup perbincangan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bisa terima Meta. Gagasan ini pernah kuutarakan awal kalinya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu sekedar gunakan piyama tiada dalaman yang memberikan pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah disertai Mas Pujo.


Meta gunakan busana rada ketat hingga dadanya yang membusung nampak kabur namun saya percaya lelaki mana pun dapat ingin tahu ingin ketahui didalamnya, terlebih dengan kancing depan serta belahan dada yang lumayan kebawah lagi bawahan dia gunakan celana jean nampak seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta gak nyagka lho bila dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Seusai mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik persoalan tempat tidur, Mas Pujo bisa menyaksikan mimik muka Meta yang jemu tahu kalaupun dia mulai juga kepancing birahinya. Sebab pembicaraan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta serta kami tidak berkatanya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memberikan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak udah malam nih Meta pengen minta pamit" pintanya tetapi matanya kelihatan sayu.


"Tidak boleh dahulu ujarnya pengen belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian melihat Mas Pujo penuh makna.


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari memegangku, kami berciuman, serta sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya lihat episode kami, meski begitu saya melakukan secara lembut serta berhati-hati sekali.


"Seperti inilah kami mengerjakannya jeng," kataku memperjelas seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi gak bergeser.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu kondisi lekas merapat hingga duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas metode pemanasan saja lho Mbak" pintanya sekalian melihatku.


"Ya, Mas sekedar akan memamerkan langkah pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan perbuatan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulang-ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya rada lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya berubah ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dilaksanakan di sofa area tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama sama lumat serta sama-sama hirup (soal bersilat lidah memanglah Mas Pujo sangatlah mahir). Selesai nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo mempertingkat laganya dari meraba sisi luar selalu lepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya tuju ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah ke belahan dadanya yang sekal.


Tanpa tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyelusup ke punggung Meta dan melepas kait BH Meta karena itu tampaklah buah dada Meta yang kuat serta menentang, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai mengerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta langsung ke bawah pusar. Tanpa ada menampik Mas Pujo jadi memberinya peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya selalu bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan hingga keadaan terlihat redup serta tambah romantis.


Meta udah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya berharap pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya telah kelihatan mengacungkan lantaran diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta dan menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang karena mungkin memandang Mas Pujo tak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun ke pusar terus menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya berikan code di Duta, waktu itu Mas Pujo udah memasukkan wajahnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya tertahan pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini jadi nampaklah gundukan bukit venus yang elok dan merekah merah hingga membantu untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kepuasan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak menduga kalau ada peralihan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya serta arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tak ingin.. tak mau" sekalian meronta tetapi sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, sedang Duta langsung mengancing kaki Meta jadi Meta cuman dapat mendesis serta pengen berontak tetapi karena gempuran rasa nikmat yang gemilang dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian mengartikulasikanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang tanda orgasme hingga.


Duta menandingi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat tidak sadar diri. Selesai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa karenanya perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sembari pengen berontak tetapi penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia tidak punya daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak ingin Mbak, saya pengen sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sekalian kukedipi Mas Pujo untuk persiapan mengambil alih statusku.


Mas Pujo merapat serta memulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Mendapatkan gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok berikut to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari selalu Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun terlihat mulai berkerenyit dahinya dan kian keras kocokannya, penanda pengen gapai orgasme karena itu segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung gantikan status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa berikan peluang di Meta buat mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta memandang semuanya sekalian mendelik mencegah nikmat karena kocokan Mas Pujo. Sehabis nyaris 1/2 jam mereka sama-sama pacu selanjutnya mulai ada pertanda Mas Pujo serta Meta akan gapai pucuknya dan..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberinya peluang buat ambil napas sekalian adakalanya masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo akhiri kocokannya serta mengambil kontolnya serta menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari masih berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam serta berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, barangkali belum biasa namun lalu dijilatinya sejumlah sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Seterusnya mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu udah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta ingin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya serta Duta mengantarkan Meta pulang lagi Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya baru kali inilah alami multiorgasme yang sekian lama ini cuman keinginan saja. Meta bahkan juga berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Selesai membawa Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ujarnya mereka tidak mengandaikan wanita lain sekian lama ini sebab sesungguhnya sampai kini mereka telah berasa cukup hanya servisku. Tetapi kemunculan Meta membuat mereka jadi berbahagia. Serta sepanjang 3 hari mereka berdua selalu bisa memberi kepuasan Meta juga waktu hari diakhir Meta memohon nginap di rumah serta mereka main sampai 4x. Selaku isteri saya masih risau memandang keperkasaan mereka berdua, akan tetapi kemunculan Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga waktu ini hampir 1 tahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tanpa ada Jhony kerjakan ini. Meta makin rajin memiara dianya dan dia semakin berbinar dia begitu menyukai Mas Pujo biarpun begitu kami seluruh berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku buat ML namun memohon maaf saya gak bisa disebabkan saya cuman dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sebetulnya gak mereka perlukan pun namun sebab telah telanjur karenanya kami sependapat menyambung tidak tahu hingga kapan yang terang kami sama sama menyayangi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama